Aksarah Ulu Tulisan Asli Masyarakat Sumsel



Ka-Ga-Nga merupakan nama aksara yang dipergunakan oleh masyarakat Sumatera sebelum penggunaan aksara lain khususnya Arab dan Latin.

Kecenderungan dipergunakan oleh masyarakat yang hidup di pemukiman pedalaman, hulu-hulu sungai.
Memiliki nama lain seperti Aksara Rencong, Ke-Ge-Nge, Tulisan Ulu, Aksara Lampung, Tulisan Incung, dll.
Di Sumatera Bagian Selatan antara lain dipergunakan oleh masyarakat Pasemah, Serawai, Lembak, Ogan, Lematang, Komering, Lampung, Rejang, dan Kerinci.
Memiliki beberapa variasi bentuk dan perbedaan sandangan, namun demikian variasi itu dapat dikembalikan dalam bentuk atau struktur yang sama.
Menggunakan sistem silabaris dalam struktur aksaranya.
Media Penulisan
Kulit kayu (kakhas/kaghas/kaRas)
Bambu gelondongan (surat boloh)
Bilah-bilah bambu (gelumpay)
Tanduk
Kertas 
Naskah-naskah beraksara Ulu ini kini masih tersimpan di rumah-rumah pribadi sebagai pusaka, Perpustakaan Nasional, dan museum-museum di dalam dan manca negara. Di Perpustakaan Nasional terdapat lebih dari 70 buah naskah, dan sekitar 400 naskah tersimpan di 20 perpustakaan di seluruh dunia, antara lain di Belanda, Amerika Serikat, Inggris, Denmark, Jerman, Irlandia, dan Prancis.
Museum Balaputra Dewa, Palembang, menyimpan 9 buah naskah berupa kakhas, suratboloh dan gelumpay, Museum SMB II dua buah naskah berupa suratboloh. 
 

Comments

Popular posts from this blog

Etika dalam Menggunakan Media (ICT)

Kalangan atau pasar Tradisonal khas Sumsel