Kegelapan OBAT Terlarang


Ti,….! Ku dengar suara ibuku memanggil parau, Ti, kau sudah sadar nak?’’ kepalaku pusing dan mulutku terasa kering, perlahan kubuka mataku, kukejapkan mataku dan wajah Ibuku pelan-pelan menjelmah dari kabut kerut yang semula kulihat. Ibuku terlihat pucat, rambutnya kusut, dimatanyapun sedikit demi sedikit meneteskan butiran bening yang jatuh di keningku.
‘’Alhamdulilah, senyumnya mengembang sambil diiringi suara tangis yang terisak-isak dari mulutnya. ‘’akhirnya kau sadar nak?’’ ibu sudah takut sekali! Diusapnya rambutku dengan tangan kananya dan ia pun mengecup dahiku dengan penuh kasih saying. Aku kaget, sehingga tak dapat kutolak elusan sayangnya kepadaku kemudian mataku meneropong, kulihat semuanya, suasana yang serba putih, tirai putih, selimut putih cairan infuse yang mengalir melalui selang kelengan kiriku. Sebuah tank oksigen yang dihubungkan dengan pipa kehidungku dan jubah berwarna biru serta masker yang dikenakan ibuku.
‘’ kenapa Hesti disini bu? Bisiku dengan suara pelan’’. Tentu kamu tidak ingat, nak, beberapa jam yang lalu kamu jatuh tergeletak dilantai dan dimulutmu keluar cairan putih yang membuatmu tidak sadarkan diri. Saat itulah ibu sangat panic melihat keadaanmu nak, aku ingin menggeleng tapi leherku terasa kaku untuk bergerak.
‘’ Ayah, dimana bu? Tanyaku dengan pelan. Setengah jam yang lalu ayah disini mendampingi ibi menjaga keadaanmu yang semakin parah, Alhamdulilah masakritismu sudah lewat nak, ayah pulang setelah mendapat izin dari ibu, kamu tahu nak, ayah sebenarnya sangat marah besar terhadapmu, ‘’kenapa bu? Tanyaku dengan rasa ingin tahu’’. Musibah yang menimpamu ini atas perbuatanmu sendiri, Menurut pemeriksaan Dokter, kamu kelebihan dosis atas obat-obatan yang kau konsumsi. Itu berarti kamu sudah terlalu banyak memakai obat-obat berbahaya bagi tubuhmu, padahal ayah dan ibu sudah ingatkan, bahkan sudah ayah cari jalan keluar agar kamu dapat menjauhi obat-obat haram itu ‘’ ucap ibu khawatir.
‘’ NARKOBA itu bahaya nak, kamu lihat kenyataan nya, berapa banyak uang yang terkuras demi obat laknat itu, coba kamu renungkan  nak? ‘’
Tiba-tiba pikiranku untuk mengingat peristiwa buruk itu, namun semuanya kabur, mungkin karena otaku sudah dipengaruhi dan dikuasai oleh obat it, sehingga pikiranku masih kalut, gelap dan ah…. . Kupejamkan mata dan kucoba untuk sekali lagi mengasah tajam otakku yang mulai tak berfungsi lagi, ternyata pelan-pelan menjelma dari kabut keruh yang baru kurasakan, oh… yah… aku baru ingat, jaket tebal dan celana jeans biru, kaos mini yang serba ketat, rambut yang berwarna-warni, sepatu kets putih dan pil bulat berwarna putih yang setiap saat selalu ada di teas kecilku.
Tempat itu …. Yah tempat yang sering aku kunjungi DISKOTIK ? benar ditempat itulah aku dan teman temanku mencari ketenangan, ditempat itulah aku dan mereka merasaskan kebebasan yang luar biasa, ditempat itu pula aku dan para pecandu mengkonsumsi pil gila Ekstasi yang ternyata membuatku menjadi begini dan berada di tempat seperti ini, kenapa saat itu aku merasakan kesenangan yang tak terkira, aku telah lupa, kenapa begitu nikmatnya aku hidup dalam keadaan seperti itu seolah-olah aku menguasai dunia ini …. Ehm …aku bodoh … bodoh ….!!!
Ti, bangun nak,’’ suara ibu mengingatkanku. Kupejamkan mataku, dan semua ingatan itu hilang begitu saja. ‘’ maaf nak, ibu sudah menggagu pulasnya tidurmu ‘’ ucap ibu.
Hesti ndak tidur buk, tapi ….
‘’ yah, sudalah mungkin kamu hanya capek sebentar ‘’ ucap ibu sambil membenahi selimutku. Ketika wajah ibu menjauh dari pandanganku, kulihat di sekelilingku teman sekolahku yang tepat berada di samping,  tubuhku yang tengah terbaring. ‘’terima kasih, kalian menyempatkan diri untuk menjenguk keadaanku, sekali lagi terima kasih yah !. ‘’ ti, tadi ibu minta menanyakan keadaanmu, beliau tidak kesempat kesini, karena beliau sedang sibuk memeriksa hasil ulangan semester pertama,’’ ucap salah seorang teman Hesti.
Apa? Hasil ulangan, memangnya semester pertama sudah mulai dilaksanakan? ‘’ tanyaku dengan kaget.
Benar ti, itulah yang membuat kami kecewa, kenapa kau sampai bolos sekolah sudah satu minggu kamu tidak hadir s=ke sekolah, bapak kepala sekolah pun menanyakan atas ketidak hadiranmu, sebenarnya ada apa sih, sampai berada di tempat ini?
Maaf yah teman-teman, sebenarnya aku malu untuk menceritakannya, apalagi saat seperti ini, kurasa luring tepat untuk aku ceritakan, nanti yah, sekali lagi aku minta maaf pada kalian

To Be Continue..


Comments

Popular posts from this blog

Etika dalam Menggunakan Media (ICT)

Kalangan atau pasar Tradisonal khas Sumsel