Efektivitas Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013 terhadap tingkat minat belajar siswa SMA dalam mata pelajaran Sejarah (ongoing)
Dewasa ini pendidikan di era
Globalisasi yang terus meningkat membuat permasalahan pendidikan semakin
menigkat pula. Memasuki abad ke-21 perkembangan globalisasi semakin
pesat yang ditandai mulai tidak adanya sekat-sekat yang memisahkan diantara
Negara-negara di dunia. Hal tersebut tidak lepas dari pekembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang kian melesat. Globalisasi melahirkan
kompetisi yang terbuka dengan Negara-negara di dunia, yang mengharuskan setiap
orang untuk siap berpacu dan bersaing dalam menyikapi perubahan yang bergitu
cepat dan beragam secara global. Demi menjadi Negara yang mampu bersaing dengan
Negara-negara maju di dunia dibutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas,
baik jasmaniah maupun rohaniah. Pengembangan sumber daya manusia yang ideal
tersebut dapat diupayakan melalui pendidikan. Seiring perkembangan teknologi manusia dipaksa
untuk mengimbangi kecanggihan teknologi yang di ciptakan. Sehingga program pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah
justru mengekang para siswa dalam belajar. Siswa dituntut untuk belajar keras
sehingga tidak ada lagi kegiatan yang bisa mengeksplorasikan bakat siswa.
Pendidikan hanya dilaksanakan
hanya untuk menciptakan para manusia-manusia yang bisa mengimbangi teknologi
canggih, dengan kata lain pendidikan hanya terpaku pada tingkat
pengetahuan/kognitifnya saja dan mengesampingkan pada sikap prilaku/afektif dan
psikomotorik siswa. Sehingga siswa cenderung memiliki karakter yang kurang
sopan walaupun koqnitifnya bagus.
Hal ini membuat pendidikan yang
dijalankan melenceng dari tujuan pendidikan yang diharapkan yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
Luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan Jasmani dan Rohani,
kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan. (Muhamad Tuwah dan
Solehun, 2012: 18)
Pendidikan yang seharusnya
merupakan wahana sentral dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
di era global. Untuk itu perlu dibuka
kesempatan seluas-luasnya bagi setiap insan untuk mengembangkan potensi
intelektual dan nilai-nilai yang mencerminkan jati diri bangsa melalui jalur
pendidikan. Kebijakan pendidikan harus diupayakan dalam mengembangkan sosok
manusia prima yang diidamkan selama ini. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut,
pemerintah sudah mengambil berbagai kebijakan dalam bidang pendidikan, namun
hasilnya belum sesuai dengan harapan kita semua. (http://gede-upadana.blogspot.com/2012/04/problematika-pendidikan-di-era-global.html, Selasa,
10 April 2012)
Pendidikan
sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari jumlah
landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas
tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu. Untuk Indonesia,
pendidikan diharapkan mengusahakan (1) pembentukan manusia Pancasila sebagai
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri, dan (2) pemberian
dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan negera Indonesia. (Undang-undang,
1992:24). Landasan-landasan pendidikan tersebut akan memberikan pijakan kearah
terhadap pembentukan manusia Indonesia, dan serentak dengan itu, mendukung
perkembangan masyarakat, bangsa dan negara. Beberapa di antara landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang
sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan itu menjemput masa
depan. (Umar Tirtahardja dan La Sula 1995:81)
Terlepas
dari semua hal tersebut nyatanya pendidikan di indonesia dengan tingkat siswa
yang berpariasi masih saja sering terjadi kurangnya minat belajar siswa
terhadap mata pelajar tertentu. Walaupun pemerintah sudah berusaha membuat
metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa serta pemerintah juga
sudah menyusun Kurikulum pendidikan yang sesuia untuk para sisiwa. Namun,
nyatanya masih saja terjadi kurangnya minat siswa dalam belajar. Disini
peneliti melakuakan penelitian terhadap tingkat minat siswa belajar dalam mata
pelajaran Sejarah di SMA. Baru-baru ini pemerintah mencanangkan penerapan
Kurikulum 2013 di Indonesia yang akan di realisasikan secara serentak pada
tahun ajaran 2015. Dengan harapan dieterapkannya kurikulum 2013 tersebut akan
bisa merubah paradigma siswa dalam belajar dan merubah pandangan bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan bukan suatu kewajiban.
Dengan
program penerapan kurikulum 2013 ini diharapkan juga siswa-siswa dapat belajar
dengan minat yang luar biasa di semua mata pelajaran terkhusus mata pelajaran
Sejarah untuk siswa SMA.
Comments
Post a Comment