bahian ke-3
‘’Ti, bangunan nak, ada yang mencarimu!’’. Aku terbangun mendengar suara ibu yang mengejutkanku. Mataku menerawang, kulihat dihadapanku sosok wajah yang innocent, yang pernah kukenal, ASMA itu kau…? ‘’benar Ti, jawabnya dengan pancaran senyuman yang manis! Tiba-tiba suasana saat ini terdiam tanpa keluar satu kata patah dari kami berdua. Kupandang wajah Asma, seperti ia mengetahui kalau aku orang yang ketergantungan obat, mungkin karena kondisi fisikku yang menunjukkan sikap aneh pada diriku. Kemudian tanganku yang kaku, tubuhku yang terasa ringan dipeluk olehnya, ia merangkulku dengan erat, seakan-akan aku ini saudara kandungnya. (tanpa kusadari butiran-butiran bening keluar dari kedeua mataku). ‘’kenapa kau begitu baik padaku?’’ What are you present for me?... ‘’Benar Ti, orang sepertimulah yang aku cari-cari, orang yang akan kuajak ke jalan jihad’’. ‘’jadi kamu tahu kalau aku…. Ah, sudalah ti, yang lalu biarlah berlalu, yang terpenting saat ini kamu harus punya semangat u