Jasa pembuatan media Interaktif berbasis Macromedia Flash
pemebuatan Media Interaktif Berbasis Macromedia Flash dengan Animasi dan Video Pembelajaran Audio Visual dll. Untuk Guru, Dosen Maupun Mahasiswa.
Media Interaktif
Berdasarkan penjelasan pada jenis-jenis media pembelajaran,
bahwa Seels & Glasgow (dalam Arsyad, 2002:33) mengelompokkan media
interaktif merupakan kelompok pilihan media teknologi mutakhir. Media teknologi
mutakhir sendiri dibedakan menjadi (1) media berbasis telekomunikasi, misal
teleconference, kuliah jarak jauh, dan (2) media berbasis mikroprosesor, misal
computer-assistted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelejen,
interaktif, hypermedia, dan compact (video) disc.
Media pembelajaran interaktif adalah suatu sistem
penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian
komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video
dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang
menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian (Seels & Glasgow dalam Arsyad,
2002:36).
Media pembelajaran interaktif yang dimaksudkan adalah
berbentukCompact-Disk (CD). Media ini disebut CD Multimedia Interaktif. Disebut
multimedia dikarenakan bahwa media ini memiliki unsur audio-visual (termasuk animasi).
Disebut interaktif karena media ini dirancang dengan melibatkan respon pemakai
secara aktif. Karena itu, media ini berupa CD, maka dapat dikelompokkan sebagai
bahan ajar e-Learning. Swajati (2005) mengemukakan bahwa e-Learning merupakan
usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di
sekolah ke dalam bentuk digital. Huruf “e” yang ada di depan kata learning
merupakan singkatan dari kata “elektronik”. Jadi, e-Learning dapat diartikan
sebagai proses belajar yang menggunakan media elektronik dan digital.
Memahami pengertian e-Learning dapat menimbulkan kebingungan
karena merujuk pada banyak istilah yang berbeda dalam mendefinisikan sesuatu
yang sama. Swajati (2005:5) mengemukakan bahwa banyak orang lebih memilih kata
learning dari pada training, karena dogs are trained, people learn. Lebih
lanjut ia menhelaskan bahwa istilah yang berhubungan dengane-Learning adalah
Technology-Based Learning (TBL) daripadaTechnology-Based Training (TBT),
Computer-Based Training (CBT),Computer-Based Learning (CBL), Computer-Based
Instruction (CBI),Computer-Based Education (CBE), Internet-Based Training
(IBT),Intranet-Based Training (juga IBT), dll. Hal ini terbukti dengan
pernyataan Kemp (dalam Sadiman 2002:28) yang menyebutkan istilah Computer-Based
Instruction (CBI).
Menurut Swajati (2005:7-9), model-model dalam e-Learning
dapat berupa tutorial, simulasi, Electronic Performance Support System (EPSS)
misal aplikasi Help pada software Microsoft Ofiice, game instruksional, tes,
pemeliharaan dokumen, dan panduan, serta bisa kombinasikan berbagai model.
Berdasarkan pengamatan peneliti, media e-Learning dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu media interaktif online dan offline. Media
e-Learningyang bersifat online dapat diwujudkan dalam bentuk website/situs.
Tentu pemanfaatan media online ini memakan biaya yang cukup besar dan
memperlambat jaringan jika menggunakan file media yang sangat besar, namun juga
memberikan kemudahan menyampaikan, meng-update isi, para siswa juga bisa
mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai
ruang chat, hingga link video conference untuk berkomunikasi langsung.
Sedangkan media e-Learning yang bersifatoffline dapat diwujudkan dalam bentuk
CD. Keuntungan pemanfaatan media offline, misalnya CD-Multimedia Interaktif
adalah (1) mampu menampilkan multimedia dengan file lebih besar, (2) jauh lebih
hemat dibanding dengan pemanfaatan media secara online, (3) tingkat
interaktivitasnya tinggi karena memiliki lebih banyak pengalaman belajar
melalui teks, audio, video, hingga animasi yang dikemas dengan tayangan gambar
yang ditampilkan bersamaan dengan judul dan narasi suara dan juga menampilkan
tingkah laku manusia atau pekerjaan yang kompleks.
Lebih lanjut Swajati (2005:11) menjelaskan bahwa pada akhir
1980 dikembangkan konsep CD-Interaktif (CD-I) yang dirancang untuk digunakan di
rumah, sekolah, dan kantor. Popularitas format CD-I didukung oleh kemudahan dan
murahnya biaya karena dapat dihubungkan dengan TV seperti halnya VCR. Disk-I
dapat memuat teks, animasi komputer, dan audio digital bersamaan dengan video
yang ditampilan secara full-screen.Namun pada saat kompuert multimedia
mengalami penurunan harga yang sangat cepat, popularitas teknologi CD-I
terkalahkan. Setelah CD-I tumbang, banyak berkembang CD Multimedia Interaktif
yang menuntut perlengkapan CD-ROM (Compact Disk—Read Only Memory) yang telah
menjadi perlengkapan standar untuk semua komputer beberapa tahun ini.
e-Learning mulai disampaikan melalui CD-ROM sejak pertengahan tahun 1990. CD-ROM ini berkembang menjadi DVD-ROM
(Digital Video Disk—Read Only Memory). CD-ROM memiliki kapasitas 650 MB atau
hampir 1 jam durasi video berkualitas rendah sedangkan DVD-ROM memiliki
kapasitas jauh lebih besar, yaitu 4,7 GB atau 2 jam lebih durasi video
berkualitas tinggi. Hanya saja, di Indonesia, media DVD-ROM ini tidak sepesat
CD-ROM karena harga player maupun disk lebih mahal daripada CD-ROM yang harga
disk-nya dimulai dengan harga Rp 1.500,00 padahal disket dijual dengan kisaran
harga Rp 3.000,00 dengan kapasitas 1,44 MB atau 6 detik durasi video
berkualitas rendah.
Di masa depan, Swajati (2005:2) mengemukakan bahwa
e-Learning akan disampaikan menggunakan Personal Digital Assistant (PDA),
misalnya Palm Pilot dan Pocket PC, bahkan lewat piranti wireless seperti telepon
seluler. Hal ini merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan. Media ini
digolongkan dalam bentuk pendidikan bergerak (mobile education) yang disebut
sebagai m-Learning.
Sumber: https://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-interaktif/
Untuk lebih lanjut Sms Ke no 081271716248
Comments
Post a Comment